Kamis, 04 Juni 2009

Pengennya menjadi dosen,,,

Dosen,..sebuah sebutan yang kudengar saat aku bergelut dengan banyak buku, banyak sahabat, dan beragam kegiatan belajar. Tak pernah terpikir olehku apa arti sebuah ilmu bagi kesejahteraan hidup apalagi bercita-cita menjadi orang sukses dalam kehidupan akademik. Hal tersebut kurasakan ketika sebuah pilihan menghampiriku untuk memutuskan dimana saya harus menghabiskan kedewasaan berpikirku, apakah didunia pekerjaan, pengabdian pada keluarga atau larut dalam kehidupan perasaan. Campur tangan sahabat, orang-orang sukses, dan sedikit petuah keluarga yang mempengaruhi keputusanku untuk memilih melanjutkan pendidikan yang nota bene tamatannya dapat menjadi seorang dosen. Sebuah impian yang belum bisa saya tahu jawabannya dan belum bisa saya pikirkan bagaimana nuansa kegiatan belajar bagi calon pengajar.
Hari ini, saya berada diantara calon-calon pengajar itu, berbagai latar belakang karakter, kemampuan dan pengalaman masing-masing yang menjadi satu dalam suasana saling berbagi, bersaing dan beradaptasi. Tukar menukar informasi pun terjadi, keakraban, perbedaan pendapat, menjadi sebuah makanan hari-hari yang seakan memberikan warna hidup tersendiri, tak terkecuali para pengajar dengan sejuta talenta berbagi pengalaman dan ilmu.
Beberapa dari mereka menjadi panutanku, seolah mengorek memori…”apakah aku bisa seperti mereka?”, sebuah pertanyaan besar bagiku ketika ku lihat begitu penting peran mereka, pengaruh mereka, dan betapa mereka begitu dihargai karena ilmu dan pengalamannya. Terbentuk sebuah kesimpulan dalam hati, ternyata dengan pendidikan yang mereka miliki mampu meningkatkan nilai mereka dimata orang lain, padahal secara manusiawi hanya batasan tegas yang membuat mereka harus berperan layaknya ayah dan ibu yang mengasuh anak-anaknya. Dengan kata lain bahwasanya harkat sebagai manusia lebih bernilai dengan ilmu dan pengetahuan yang kita miliki dan berimplikasi pada kehidupan sosial yang lebih bermakna.
Sungguh mulia tugas mereka, disatu sisi tanpa disadari mereka telah membuka hati dan pikiran anak-anaknya untuk bisa lebih darinya, di sisi lain kadang kita melupakan arti sebuah perkataan yang sebetulnya penuh dengan sejuta makna untuk menjadikan kita sebagai manusia yang bermanfaat. Saya hanya mampu berharap dengan sedikit pengalaman yang saya miliki bisa mewujudkan mimpi-mimpi agar bisa sejajar dengan mereka, menjadi pemikir sejati berusaha menemukan hakikat sebuah pendidikan yang sebenarnya.